
Garudatoday.com, Lamongan – Sudah menjadi kebiasaan setiap wilayah di Indonesia pada bulan Robiul awal, Ummat Islam mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan perayaanpun dilaksanakan dengan berbagai macam cara sesuai tradisi dan kearifan lokal masing-masing, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Majelis Mua’allimil Qur’an (MMQ) Koordinator Cabang (Korcab) Lamongan Metode Qiraaty hari ini.
Kali ini MMQ Korcab Lamongan menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW selama 2 hari sebagai rangkaian dari kegiatan MMQ metode Qiraaty ke-4 serentak seluruh Indonesia, yakni acara Pra MMQ yang dilaksanakan hari ini, Sabtu (30/09/2023) yang diisi dengan Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW yang diikuti 3 MMQ Koordinator Kecamatan (Karanggeneng, Sekaran, dan Turi) sebagai Tuan Rumah, dan Ahad 01 Oktober 2023 besok yang merupakan acara Puncak.
Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) Maulid ini bertempat di Masjid Hidayatul Muslimin Dusun Semperat – Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB.
Acara perayaan Maulid yang mengusung tema *”Menebar Empati, Menambah silaturrahmi”* kali ini sangat istimewa dan berlangsung sangat meriah, karena diikuti oleh 370 santri dan 70 guru DARI MMQ Koordinator Kecamatan (Korcam) Karanggeneng, Sekaran, dan Turi, Kabupaten Lamongan.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menambah kecintaan kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Pastinya ya, sekaligus menjadi Syi’ar, juga memupuk empati kita, serta makin mempererat silaturahmi antar santri, guru, DAN MMQ Korcam khususnya di wilayah Karanggeneng, Sekaran, dan Turi,” kata tuan rumah sekaligus panitia pelaksana, Ustadzah Mar’atus Sholihah.
Menariknya, gebyar PHBI Maulid Nabi Muhammad kali ini menampilkan berbagai kreasi dan keahlian santri dari masing-masing MMQ Korcam tersebut, salah satunya Ananda Kanaya Nikayla Faida (Santri TPQ Ihyaul Ulum Simo) yang menjadi pelantun ayat-ayat suci Al-Qur’an. Hal ini sangat berarti sekali bagi santri-santri TPQ yang memiliki bakat dan keahlian, karena mereka merasa dihargai dan mempunyai wadah untuk menyalurkan bakat dan keahlian mereka sehingga semakin cinta terhadap Al-Qur’an. *[GTC]