Garudatoday.com, Lamongan – Menjadi kurikulum pertama di Indonesia karena menerapkan kearifan lokal didalamnya, kurikulum berbasis kearifan lokal (Kulambakekal) milik Kabupaten Lamongan ini akan diimplementasikan serentak pada tahun ajaran baru 2023-2024 ini.
“Kita launching Kulambakekal pada Hari Pendidikan tahun ini, dan akan kita implementasikan serentak pada tahun ajaran baru. Hadirnya kurikulum ini memang dimaksudkan untuk membentuk generasi bangsa yang berwawasan global dan bangga dengan kearifan lokal. Dalam penerapannya ditujukan untuk PAUD karena akan kita mulai pembekalan sejak dini mungkin,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lamongan, Munif Syarif saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Kamis (06/07/2023).
Diterangkan oleh Munif, bahwa untuk mendukung penerapan secara maksimal, akan diadakan pelatihan kepada 1.650 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai tanggal 10-15 Juli 2023 di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan. Dalam pelatihan akan mengajarkan penerapan Kulambakekal dan Kurikulum Merdeka secara berseiringan.
“Saat ini adalah masa libur semester dua, jadi kita manfaatkan untuk pelatihan kepada seluruh guru PAUD di Kabupaten Lamongan. Pelatihannya akan berisi tentang bagaimana cara penerapan Kulambakekal bersamaan dengan Kurikulum Merdeka,” terangnya.
Sebelumnya Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan telah dilakukan studi pendahuluan di lembaga PAUD di 5 Kecamatan yaitu di Kecamatan Lamongan, Kecamatan Solokuro, Kecamatan Brondong, dan Kecamatan Paciran. Pemilihannya atas dasar wilayah, karena di Kabupaten Lamongan wilayah tengah, utara, dan selatan memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda.
“Kita ada studi pendahuluan sebelum menerapkan kepada seluruh lembaga PAUD di Lamongan, yang tujuannya untuk mengukur efektivitas kurikulum tersebut. Kita pilih perwakilan dari masing-masing wilayah di Kabupaten Lamongan karena setiap wilayah memiliki potensi kearifan lokal yang berbeda-beda. Jadi sebelum mempelajari seluruh kearifan lokal di Lamongan harus memahami kearifan yang ada disekitar,” jelas Kelapa Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Ratih.
Ratih juga menambahkan hasil dari dilakukannya studi pendahuluan didapatkan gambaran bahwa setiap wilayah memiliki capaian masing-masing. Salah satu wilayah yang sudah maksimal menerapkan Kulambakekal ialah dari wilayah tengah di lembaga PAUD TK Bintang Sembilan. Menurut studi yang sudah dilakukan, lembaga tersebut dapat maksimal dan cepat menerapkan Kulambakekal karena berada di sekitar salah satu tempat bersejarah Lamongan yakni Makam Mbah Sabilan.
Pada Kulambakekal ini tidak menuntut hasil, karena sesuai dengan kriteria pembelajaran pada PAUD lebih mengutamakan proses pada bidang motorik, fisik, emosi, moral, dan agama. *[BP]